Celana jeans umumnya memiliki sembilan bagian atau fitur dasar yang tak berubah selama 150 tahun, salah satu bagian yang tetap itu adalah rivet atau di Indonesia sering disebut paku keling. Benda kecil mirip tombol mini ini sering ditemui menempel pada persimpangan jahitan atau masing-masing ujung kantong celana jeans.
kebanyakan orang-orang tidak tahu fungsi dari rivet yang biasanya dibuat dari tembaga tersebut. Sebagian orang mungkin tidak terlalu memperhatikan rivet ini. Mereka menganggap rivet adalah hiasan agar celana jeans terlihat kokoh dan kuat. Atau menganggap rivet bagian dari desain saku celana jeans. Padahal, rivet ini ada tidak hanya untuk alasan estetika. Rivet memiliki sejarah yang menarik, dan dipasang di celana jeans karena ada tujuannya.
Sejak terjadi Gold Rush atau penambangan emas besar-besaran di California pada tahun 1848, para penambang tidak bisa bekerja dengan nyaman karena celana yang mereka pakai sering melorot. Selain itu, kantong atau saku celana mereka cepat sobek saat sering dipakai menaruh hasil tambang.
Salah satu pelanggan Levi Strauss (orang yang mempopulerkan jeans), Jacob Davis, adalah seorang penjahit dari Reno, Nevada. Dia memiliki ide untuk menggunakan pengencang dari logam untuk mengikat kantong dan jeans bersama-sama. Ia kemudian membuat paku keling tembaga untuk memperkuat pinggiran dan ujung celana yang cenderung mudah sobek.
Celana jeans berpaku buatan Davis akhirnya menjadi populer di Reno. Tentu saja, Davis ingin mematenkan ide untuk melindungi penemuannya. Sayangnya, pria ini tidak memiliki cukup dana untuk itu. Pada tahun 1872, Davis menulis surat kepada Strauss dan menawarkan kesepakatan. Strauss menerima tawaran Davis. Setelah mengurus proses hukumnya, Strauss mulai memproduksi celana jeans berpaku tembaga sejak saat itu.
Penemuan Davis dipatenkan pada tanggal 20 Mei 1873. Dia juga menjadi manajer produksi bagi perusahaan jeans Strauss. Berkat orang-orang ini dan rivet temuan Davis, celana jeans dapat bertahan sangat lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar