Sabtu, 30 April 2016

Laporan Praktikum Mikrobiologi-Pewarnaan Negatif



    1.       TUJUAN
Untuk mengamati morfologi (Bentuk) bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarnaan sederhana

    2.       BAHAN dan ALAT
a.       BAHAN
-          Susu kental manis (yang telah dibuka selama 3 hari)
-          Aquadest
-          Alkohol
-          Pewarna  Nigrosin

b.      ALAT
-          Objek glass
-          Pipet tetes
-          Bunsen
-          Mikroskop

    3.       PROSEDUR KERJA
a.       Bersihkan objek glass menggunakan alkohol dan keringkan, kemudian fiksasi
b.      Ambil dua objek glass,  teteskan nigrosin diujung  kanan salah satu objek glass
c.       Ambil satu tetes biakan, lalu diteteskan dalam nigrosin tadi, lalu dicampurkan
d.      T empelkan sisi objek glass yang lain kemudian gesekkan kesamping kiri
e.      Biarkan preparat mongering diudara, jangan difiksasi atau dipanaskan diatas api
f.        Periksa dengan mikroskop. Bentuk sel bakteri akan tampak transparan dengan latar belakang gelap


    4.       PRINSIP TEORI
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).

Macam –macam pewarnaan (yulneriwanti,2008):
1.      Pewarnaan negatif
·         Bakteri tidak diwarnai tetapi mewarnai latar belakangnya
·         Ditujukan untuk bakteri yang sukar untuk diwarnai, seperti spirochaeta.
2.      Pewarnaan sederhana
·         Menggunakan satu macam zat warna (biru methylen/air fuchsin)
·         Tujuannya hanya melihat bentuk sel
3.      Pewarnaan differensial
·         Menggunakan lebih dari satu macam zat warna
·         Tujuannya untuk membedaka antara bakteri
·         Contoh: pw.gram.pw. bakteri tahan asam
4.      Pewarnaan khusus
·         Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri, seperti kapsul,spora, flagel, dll.(yulneriwanti,2008)

Pada dasarnya pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi gelap, zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan dengan latar belakang hitam. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi latar belakngnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Pewarnaan negatif atau pewarnaan asam dapat terjadi karena senyawa pewarnaan berwarna negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel bakteri. Oleh karena itu dinding sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin. Teknik ini berguna untuk menentukan moffologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar penentuan sel dapat diperoleh denagan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo,1990).

Pada pewarnaan negatif, lingkungan yang berwarna hitam disebabkan oleh pewarna yang digunakan adalah nigrosin atau tinta cina yang memiliki warna dasar hitam. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa zat pewarna asam membawa suatu muatan negatif, maka pada sel yang permukaannya juga negatif akan ditolak oleh sitoplasma sel sehingga zat warna ini akan berkaitan dengan lingkungan yang mengelilingi sel dan bagian dalam sel akan tetap berwarna bening (Alcamo,1996)

Selaini itu, disebutkan juga pustaka bahwa bakteri merupakan organisme mikroseluler yang pada dinding selnya mengandung ion negatif, zat warna (nigrosin) yang bermuatan negatif tidak akan mewarnai sel tetapi yang terwarnai adalah lingkungan luarnya saja (entjang,2003)

     5.      PENGAMATAN atau GAMBAR

             



     6.      PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membahas tentang pewarnaan negtif

Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin.

Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Dengan demikian pewarnaan negatif berguna untuk melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya serta berguna untuk pengukuran-pengukuran bakteri.  Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Dari praktikum yang dilakukan, ditemukan bakteri bentuk spiral.


    7.      KESIMPULAN
Darihasil pengamatan maka dapat diperoleh kesimpulan
a.       Pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latar belakangnya, zat warna tidak akan mewarnai sel, tapi mewarnai lingkungan sekitarnya sehingga bakteri tampak transparan
b.      Dari hasil pengamatan ditemukan bakteri berbentuk spiral


    8.      DAFTAR PUSTAKA
-          Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri. http : // mushoffaditya. blogspot. com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. 2 Juni 2014.
-          Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Gramedia
-          Entjang, I.2003. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan. Bandung : Citra Aditya Bakti
-          Hadiotomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT. Gramedia.

Jumat, 29 April 2016

Manfaat Tersembunyi Dibalik Kulit Buah-Buahan yang Sering Dibuang


 
Musim kemarau, paling enak menikmati buah-buahan segar, baik dalam bentuk buah utuh maupun jus.  Ketika menikmati buah-buahan, kebanyakan orang memilih mengupas kulitnya dan membuangnya begitu saja. Padahal tanpa disadari, kulit buah-buahan yang dibuang tersebut justru mengandung manfaat yang besar untuk kesehatan.  kira-kira kulit buah apa saja yang banyak manfaatnya? Agar tidak salah lagi, intip yuk, beberapa jenis buah yang kulitnya justru bermanfaat bagi kesehatan berkut ini: 



Kulit Anggur
Kulit anggur sangat kaya nutrisi dan zat penting, seperti : flavonoid yang bersifat antioksidan yang tinggi sehingga baik untuk menangkal radikal bebas pemicu beberapa masalah kesehatan. Jadi manfaat kulit anggur, diantaranya : mencegah kanker, membuat kulit lebih awet muda, meningkatkan kekebalan tubuh, menetralisir racun, dan lain sebagainya. Meski demikian, pastikan kalian mencuci bersih buah anggur sebelum mengonsumsinya. 

Kulit Apel
Kulit buah apel seringkali dibuang, padahal didalamnya terkandung serat dan Vitamin yang tinggi serta antioksidan yang bagus untuk kesehatan.

Kulit Semangka
Kulit semangka seringkali berakhir di tempat sampah, padahal terdapat banyak manfaat didalamnya. Ternyata kulit semangka mengandung air yang melimpah dan likopen sehingga bermanfaat untuk menjaga kesegaran dan kelembutan kulit. Selain itu dalam kulit semangka juga mengandung kalium yang bermanfaat melancarkan aliran darah dan mencegah penyakit kardiovascular. Kandungan penting lainnya adalah adam amino yang membantu kerja hati dalam menetralisir racun yang berbahaya bagi tubuh. 

Kulit Jeruk
Mungkin Anda berpikir, bagaimana mungkin kulit jeruk memiliki manfaat? Jangan salah, ternyata banyak zat penting yang tersembunyi dalam kulit jeruk, diantaranya : flavonoid yang bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker, flavonoid yang membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, serat tinggi yang membantu melancarkan pencernaan, Vitamin A dan C yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan masih banyak manfaat lainnya. Cara mengonsumsi kulit jeruk, yakni dengan cara memakan langsung atau dijemur kemudian diblender dan ditambah madu/gula.

Kulit Kentang
Saat menikmati kentang, kebanyakan orang memilih mengupas kulitnya, padahal didalamnya terdapat nutrisi penting, diantaranya : Vitamin B, C, kalium, zat besi, potassium, dan mangan.

Kulit Bawang merah/putih
Ternyata kulit bawang juga menyimpan kandungan penting loh, diantaranya flavonoid yang kaya antioksidan sehingga bagus untuk menjaga kesehatan tubuh.

Kulit Melon
Kulit melon bisa dibilang kaya manfaat karena mengandung asam amino dan sitrulin yang membantu meningkatkan sirkulasi darah. Cara mengonsumsinya bisa di jus atau langsung bersama buahnya.

Kulit buah kiwi
Ternyata tidak hanya buahnya saja yang kaya manfaat, kulit kiwi juga mengandung antioksidan yang lebih tinggi dan zat anti kanker serta anti alergi.
Wah, ternyata banyak sekali manfaat dibalik kulit buah yang banyak berakhir di tempat sampah ya. Setelah mengetahui informasi ini, yuk jangan sia-siakan kulit buah yang kita konsumsi.

Laporan Praktikum Mikrobiologi-Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram

     1.       TUJUAN
            Untuk mengetahui perbedaan bakteri yang bersifat gram negatif dan gram positif

     2.       BAHAN dan ALAT
a.       BAHAN
-          Susu kental manis (yang telah dibuka selama 3 hari)
-          Aquadest
-          Alkohol
-          Pewarna Malachit Green
-          Lugol iodine
-          Pewarna safranin

b.      ALAT
-          Objek glass
-          Pipet tetes
-          Bunsen
-          Mikroskop

     3.       PROSEDUR KERJA
a.       Bersihkan objek glass menggunakan alkohol dan keringkan, kemudian fiksasi
b.      Ambil satu tetes suspense mikroba, ratakan setipis mungkin
c.       Keringanginkan kemudian difiksasi diatas api Bunsen
d.      Teteskan Malachit Green sebanyak 3 tetes , diamkan selama 2 menit. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan
e.      Teteskan lugol iodine sebanyak 3 tetes, diamkan selama 2 menit. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan
f.        Teteskan alcohol sebanyak 3 tetes, diamkan selama 30 detik. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan
g.       Teteskan safranin sebanyak 3 tetes diamkan selama 2 menit. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan
h.      Periksa dibawah mikroskop, bakteri gram positif berwarna violet sedangkan gram negatif berwarna merah. Gram variable berwarna merah atau violet

      4.       PRINSIP TEORI

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

a.  Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negatiF adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.

b.  Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010).
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).

Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negative (Manurung, 2010).
Sifat
Bakteri garam (+)
Bakteri gram negatif(-)
Komposisi dinding sel
Kandungan lipid rendah (1-4%)
Kandungan lipid tinggi
Ketahanan terhadap penisilin
Lebih sensitif
Lebih tahan
Penghambatan oleh pewarna basa (VK)
Lebih dihambat
Kurang dihambat
Kebutuhan nutrisi
Kebanyakan spesies relatif kompleks
Relatif sederhana
Ketahanaa terhadap
perlakuan fisik
Lebih tahan
Kurang tahan

    

     
      5.      PENGAMATAN atau GAMBAR



     6.      PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membahas tentang pewarnaan gram.
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan gram menggunakan 4 macam zat pewarna yaitu meliputi Cibol Getian Violet sebagai pewarna primer, Iodium sebagai pewarna sekunder, Alkohol sebagai larutan pemucat, Safranin sebagai pewarna pembanding. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel

Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri. 

Umumnya bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa). Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak membiaskan cahaya hal tersebut menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna dapat mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Mengamati bakteri dalam kehidupan sangat sulit sehingga dikembangkan teknik pewarnaan sel bakteri agar sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati (Karmana 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat pewarna penutup. Fiksasi bertujuan untuk  mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri  pada objek glass tanpa merusak struktur selnya.

Dengan menggunakan sampel susu kental manis dengan pewarna malachite green dan safranin sebanyak 3 tetes, ditemukan bakteri berbentuk coccus berwarna ungu, tergolong dalam bakteri gram positif karena mempertahankan zat warna metal ungu.


     7.      KESIMPULAN
Darihasil pengamatan maka dapat diperoleh kesimpulan
a.       Pewarnaan gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi 2 kelompok besar, yakni gram positif (ungu) dan gram negative (merah, merah muda)

b.      Dari hasil pengamatan ditemukan bakteri berbentuk coccus berwarna ungu (gram positif) 





  DAFTAR PUSTAKA 

-          Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri. http : // mushoffaditya. blogspot. com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. 2 Juni 2014. 
-          Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Gramedia 
-          Fajriana, Rizki. 2008. Mikrobiologi Umum Pewarnaan Gram. http //pewarnaan bakteri\Mikroum…Pewarnaan Gram « RIZQI FAJRIANA BLOG’S.htm/. 11 November 2010. 
-          Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif). http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-gram-negatif. 11 November 2010. 
-          Karmana. 2007. Biologi. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama 
-          Manurung, Pebrin. 2010. Pengamatan Bentuk Bakteri. http: //pebrinmanurung. blogspot. com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri. html. 11 November 2010. 
-          Pelezar chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press : Jakarta 
-          Reyza, Muhammad. 2008. Metode Pewarnaan Gram. http: //qi206. wordpress. Com/ 2008/10/17/ mikroba/pewarnaan/ 11 November 2010.